Kumpulan Makalah

Subscribe:

Ads 468x60px

Social Icons

About

Blogger news

Blogroll

Kamis, 28 Maret 2013

PRILAKU BERPACARAN MAHASISWA MUSLIM


RISET
PRILAKU BERPACARAN MAHASISWA MUSLIM
Di Susun Guna Memenuhi Tugas UTS
Mata Kuliah: Psikologi Sosial
Dosen Pengmpu: Siti Mumun Muniroh, S.PSI





Di Susun Oleh:
Tri Wibowo                 (2032 111 009)
Ali Mustofa                 (2032 111 016)
Nurul Mustafida         (2032 111 003)


JURUSAN USHULUDDIN
PRODI AKHLAK TASAWUF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Istilah pacaran memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sudah banyak orang yang mengangkat topik ini untuk dikaji, dibahas, dan diteliti. Namun topik ini selalu menarik untuk diangkat karena melekat dalam kehidupan kita sehari-hari terutama bagi remaja kalanagan mahasiswa. Masalah pacaran merupakan masalah yang kontemporer dikalangan pemuda saat ini. Sebuah tindakan yang wajar sebagai wujud dari perasaan suka kepada lawan jenis namun kebanyakan menjadi ajang pelampiasan nafsu yang berakibat buruk bagi para pelakunya. Sebagai seorang remaja yang sebentar lagi menginjak usia dewasa tentu sudah pernah merasakan getaran-getaran cinta. Seuatu perasaan suka kepada lawan jenis yang diekspresikan melalui berbagai macam cara. Suatu perasaaan yang bergejolak di dalam hati terhadap seseorang yang menimbulkan rasa ingin memperhatikan dan diperhatikan, rasa ingin tahu lebih, rasa malu, rasa cemburu, rasa curiga dan sebagainya. semua rasa bercampur menjadi satu kadang suka, kadang sedih, kadang berani, kadang takut untuk melakukan sesuatu hal yang berhubungan denganya. Rasa ini yang bisa mengubah seseorang baik dari segi perspektif, tingkah laku, tutur kata, gaya berbusana dll bergantung pada dengan siapa dan bagaimana orang disekitarnya mempengaruhi untuk berlaku apa yang semestinya dia lakukan menurut pandangan mereka.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga.2002:807) Pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Pacar diartikan sebagai orang yang spesial dalam hati selain orangtua, keluarga dan sahabat kita. Melihat fenomena yang terjadi saat ini, seringkali makna pacaran disalahgunakan sebagai ajang pelampiasan nafsu, ajang pertunjukan rasa gengsi, ajang popularitas, ajang meraup keuntungan pribadi dll. Sedangkan esensial dari pacaran tersebut memudar. Dimana kita saling mengenal satu sama lain, saling mengerti dan dimengerti, saling cinta dan saling setia.
Dalam Islam sudah diatur bagaimana cara bergaul dan berhubungan dengan lawan jenis. Maka dari itu penulis ingin mengetahui apakah Mahasiswa muslim menggunakan aturan tersebut ataupun tidak. Dengan demikian penulis perlu mengambil tema prilaku pacaran mahasiswa muslim untuk mengetahui sejauh mana Mahasiswa muslim memaknai istilah pacaran.
B.     Batasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan penulis batasi yakni dengan mengambil sampel satu orang laki-laki sebagai pelaku mahasiswa muslim Berpacaran.
C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas maka dapat dikembangkan permasalahan pokok yang diteliti dalam makalah ini yaitu:
  1. Apa latar belakang mahasiswa muslim berpacaran?
  2. Sejak kapan dan dari mana Mahasiswa muslim mengenal istilah pacaran?
  3. Apa definisi pacaran menurut mahasiswa muslim?
  4. Bagaimana cara anda berpacaran dan apa yang dilakukan mereka saat pacaran?
  5. Apa hal positif dan negatif yang mereka rasakan saat berpacaran?
  6. Bagaimanakah konsep islam dalam mengatur hubungan berpacaran dan agar tidak terjadi Konflik.
D.    Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode kualitatif berupa penelitian survai yaitu dengan menyodorkan daftar pertanyaan baku (Questionnaire) kepada responden yang disertai dengan wawancara. Sedangkan tipologi pengamatan yang dipakai menggunakan complete participant-as-observer yaitu subyek yang diteliti mengetahui ada sebuah penelitian mengenai dirinya.
E.     Tujuan Umum
a)      Mengetahui kapan dan dari mana Mahasiswa muslim mengenal istilah pacaran.
b)      Mengetahui definisi pacaran menurut mahasiswa.
c)      Mengetahui cara mahasiswa muslim berpacaran dan apa yang dilakukan mereka saat pacaran.
d)     Mengetahui latar belakang mahasiswa berpacaran.
e)      Mengetahui hal positif dan negatif yang mahasiswa rasakan saat berpacaran.
f)       Apa alasan anda bagi seorang mahasiswa muslim mengenai prilaku berpacaran yang tidak menfungsikan di dalam ajaran islam tersebut?
F.     Tujuan bagi penulis
a)      Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman penulis tentang penelitian.
b)      Untuk mengetahui hal yang di teliti sebagai modal pengalaman.
c)      Makalah ini dijadikan tolak ukur kemampuan penulis dalam menyusun makalah selanjutnya yang memerlukan perbaikan di semua unsur-unsurnya.
G.    Tujuan bagi pembaca
a)      Semoga dengan disusunya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca seputar pacaran di kalangan mahasiswa khususnya Mahasiswa muslim.
b)      Semoga makalah ini dapat dijadikan tolak ukur perilaku mahasiswa dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis.
H.    Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini manfaat yang penulis peroleh diantaranya :
·         Sebagai Media pembelajaran dalam Metodologi Penelitian.
·         Melatih dan membiasakan menulis, menyusun kata dan menenggunakan istilah yang baik dan benar.
·         Melatih berkomunikasi dan bersosialisasi lewat media wawancara.
·         Memperluas jaringan melalui responden yang kita kenal.
·         Memperluas pengetahuan penulis tentang berbagai hal mengenai pacaran dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
  1. Definisi Pacaran
Definisi yang dibakukan di buku KBBI, kamus resmi bahasa. Buku PIA mengungkap: “Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002: 807), pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; [atau] berkasih-kasihan [dengan sang pacar]. Memacari adalah mengencani; [atau] menjadikan dia sebagai pacar.” (PIA: 19) “Sementara kencan sendiri menurut kamus tersebut (lihat halaman 542) adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.” (PIA: 20). Jika definisi-definisi baku tersebut kita satukan, maka rumusannya bisa terbaca dengan sangat jelas sebagai berikut: Pacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan (antara lain dengan saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditetapkan bersama) dengan kekasih atau teman lain-jenis yang tetap (yang hubungannya berdasarkan cinta-kasih). Singkatnya, pacaran adalah bercintaan dengan kekasih-tetap.
Dengan demikian, pacaran yang aktivitasnya “lebih dari” bercintaan, misalnya ditambahi aktivitas baku-syahwat, itu pun masih dapat disebut ‘pacaran’ Sedangkan, pada dua orang yang baru saling mengungkapkan cinta telah ada aktivitas bercintaan, tetapi belum ada hubungan yang ‘tetap’, sehingga belum tergolong pacaran.
2.      Tipe & prilaku berpacaran mahasiswa muslim
            Tipe pacaran menurut Muhammad Muhyidin dalam bukunya “Pacaran Setengah Halal Setengah Haram” terbagi menjadi dua, yaitu :
a.      Pacaran yang memperbodoh
             Pacaran yang memperbodoh ini dapat didefinisikan secara ringkas sebagai wujud dari pacaran yang menjadikan sepasang kekasih terjauhkan dari nilai-nilai moral agama (moralitas agama). Secara lebih jelasnya, kita menemukan bahwa ternyata ada tiga maksud dari istilah pacaran yang memperbodoh diri menurut sudut pandang kita sebagai orang yang beriman, yaitu :
a)  Pacaran yang ditandai dengan perilaku sepasang kekasih yang berkencan berdua-duaan hingga melakukan hal-hal yang terlarang.
b)  Pacaran yang menyebabkan para pecinta mengalami kerusakan secara psikis.
c)  Pacaran yang menyebabkan para pecinta mengalami kerusakan fisik.
b.      Pacaran yang mencerdaskan
             Pacaran yang mencerdaskan adalah apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang terlibat hubungan asmara dan mereka bisa mencapai kebahagiaan, kenyamanan dan kedamaian karena menjadikan Allah SWT sebagai poros cinta mereka. Ialah pacaran yang menjadikan  Allah SWT., Sebagai pusat cinta, menjadikan keridhaan-Nya sebagai tujuan cinta, dan menjadikan cinta-Nya sebagai acuan untuk mengembangkan cinta di antara mereka.
             Dengan cara demikian, para pecinta dan para kekasih yang dicinta tidak akan pernah merasakan gejolak jiwa yang justru membuat diri mereka sendiri celaka. Kerinduan, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan dan sifat-sifat yang cenderung negatif lainnya sebagai sifat umum, yang dirasakan oleh para pecinta tidak akan membuat pecinta terluka oleh sebab yang dicinta tidak memenuhi harapannya.

BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN
       I.            Latar Belakang Mahasiswa muslim Pacaran
    • Ingin diperhatikan dan memperhatikan
    • Senang-senang
    • Kebutuhan, mensuport, lebih kepada naluri
    • Kebutuhan memotivasi diri
    • Cari orang yang tepat
    • Mencari pengalaman untuk jalan menuju ke tahap pernikahan, mengenal karakteristrik laki-laki yang berbeda
    • Tidak ada satupun yang melatarbelakangi perasaan cinta
    • Berpilkirlah ke depan, serius menjalani hubungan dan belajar dewasa.
    II.            Sejak Kapan dan dari Mana Mahasiswa muslim Mengenal Istilah Pacaran
Dari Responden seorang mahasiswa muslim mengenal istilah pacaran sejak SD/MI selebihnya mengenal istilah tersebut hingga sekarng, dan sumber pengenalan berpacaran dari teman akrabnya selebihnya dari televisi dan lingkungan ada pula yang mengaku dari keduanya teman dan televisi.
 III.            Definisi Pacaran Menurut Mahasiswa muslim.
Pacaran di definisikan oleh responden dngan banyak berbagai makna di antaranya sebagai berikut:
  • Suatu jalinan hubungan antara dua individu (laki-laki & perempuan) yang saling suka dan memiliki perasaan sama.
  • Taaruf, proses pengenalan antar lawan jenis yang dianggap spesial.
  • Rasa kasih sayang dimana masing-masing pasangan tidak merasa dirugikan tidak ada pengorbanan tapi sebuah pengertian.
  • Hubungan antar lawan jenis yang belum ada ikatan apa-apa namun masing-masing merasa saling dekat dan nyaman.
  • Kegiatan yang mengasyikan.
  • Suatu bentuk hubungan antara lawan jenis untuk saling mengenal dan mendalami karakter masing-masing. Dalam hubungan tersebut harus ada saling percaya, jujur, memahami, dan bertanggungjawab.
  • Laki-laki dan perempuan yang mengikat komitmen untuk membina .hubungan khusus berdasar pada cinta, dan hubungan ini landasan mereka untuk menikah.
  • Suatu yang bisa membuat semangat belajar, tempat curhat dan saling berbagi.
  • Masa mengenal pasangan kita namun yang terjadi sekarang adalah ajang pelampiasan nafsu.
 IV.            Hal-hal yang di lakukan mahasiswa muslim Saat Berpacaran
Seiring bertumbuhanya masa remaja yang kemudin menghinjak akan masa dewasa, ini tak luput dari punya rasa akan mencoba dan mengetahui lebih mendalam tentang berpacaran. Yang akhirnya berhubungan bukan dengan konsep yang telah di tentukan oleh hukum islam melainkan menyeleweng dari koridor-korider ajaran tersebut. Yang menjadikan aturan hukum islam yang telah di tetapkan telah tidak di fungsikan khususnya bagai kaum muslim itu sendiri. Diantara hal-hal yang dilakukan oleh seorang mahasiswa muslim dari hasil riset dan data fakta saat berpacaran sebagai berikut:
·         Shering, saling memberikan motivasi, ngbrol bersama dan bercanda, bercumbu tawa sambil makan bareng menikmati hidangan yang telah tersedia.
·         Jalan-jalan bersama dan mencari sebuah lokasi untuk ber duan penuh kedamaian yang akhirnya bermesra-mesraan.
·         Bertatap muka dengan jarak yang tak jauh bahakan berhimpitan yang mengakibatkan ciuman. dll.
    V.            Hal positif dan negatif yang di rasakan saat berpacaran
Positif
Negatif
·          
    • motivasi
    • belajar dewasa dalam menjalani hidup
    • adanya suport berusaha untuk bisa saling tolerasi dan sabar
    • bisa sharing dan senang-senang
    • mendapat teman curhat
    • menghilangkan stress
    • belajar tanggungjawab dan mengatur waktu
    • semangat sekolah
    • belajar mengerti orang lain
    • adanya semangat dan dorongan untuk berorientasi ke depan
    • selalu positif thingking
·          
    • jika ada masalah dengan pasangan bisa down
    • melanggar agama
    • buang-buang waktu
    • menambah pikiran
    • tidak bebas
    • pemborosan
    • membuat tidak produktif
    • maksiat
    • mencuri uang orang tua
    • mendekati zina


 VI.            Konsep islam dalam mengatur hubungan berpacaran dan agar tidak terjadi Konflik.
            Sedangkan konsep Islam dalam mengatur hubungan antara sepasang remaja yang sedang jatuh cinta dan benar-benar telah berkeinginan untuk menikah adalah disunahkan segera menikah apabila sudah berhasrat serta calon suami mampu membayar mahar dan menafkahi. Prosedur yang dibenarkan bagi laki-laki yang sungguh-sungguh berkeinginan meminang seorang wanita untuk lebih mengenal dan mengetahui karakternya adalah sebagai berikut :
Ø  Mengirim delegasi untuk menyelidiki  masing-masing pasangannya, dengan syarat delegasi tersebut harus adil, dapat dipercaya dan satu mahram atau satu jenis dengan calon yang diselidiki.
Ø  Berbincang-bincang, duduk bersama namun harus disertai dengan mahramnya.
Ø  Sebatas melihat  wajah dan telapak tangan saja (menurut syafi’iyah).
Ø  Tidak ada keraguan atau prasangka akan ditolaknya lamarannya.




BAB IV
HASIL PENELITIAN
HASIL WAWANCARA
Hari, tanggal           :  Sabtu, 23 Maret 2013
Lokasi                     : Kos-kosan Kandang Panjang
Nama Subjek          : Boyco
Identitas                  : Mahasiswa
Keterangan             :  P (Peneliti)      S (Subjek)
1.      P: Asalamualaikum wr wb
S: Waalaikumsalam Wr. Wb.
2.      P: Selamat siang mas boyco?
S: Ea.....Selamat siang.
3.      P: Apakah anda berpacaran degan mahasiswa sekampus?S: Iya....Saya Punya hubungan dengan Mahasiswi sekampus dengan saya.
4.      P: Menurut Anda, apa sih berpacaran itu, Sehingga anda melakuakan hal itu?
S: Em....Menurut saya berpacaran merupakan sebuah proses pengenalan (ta’aruf) antara satu sama lain, Untuk menegetahui kepribadian masing-masing.
5.      P: Apa yang melatarbelakangi anda berpacaran, apakah ada tujuan khusus?
S: ea..... sebagai insan, saya membutuhkan pasangan untuk saling berbagi, mencurahakan isi hati, mencurahkan rasa cinta, kasih sayang pada pasangan saya. Dan saya bertujuan agar hubungan ini bisa sampai ke pelaminan sebagai pasangan hidup untuk selamanya.
6.      P: Apakah perkuliahan anda terganggu dengan berpacaran?
S: Kadang-kadang terganggu terkadang tidak. Tergangguny’ kalau lagi ada problem sehingga membuat proses belajar menjadi kurang moed/konsen. kadang justru malah membuat semangat yang lebih dalam menjalani perkuliahan.
7.      P: Bagaimana anda mengatur waktu antara kuliah dan berpacaran?
S: antara kuliah dan berpacaran ada waktunya tersendiri, ketika pulang kuliah sering kali bersama pasangan saya, jadi hal itu tidak prlu direncanakan namun sudah menjadi sebuah rutinan/kebiasaan dan saya gk perlu membagi waktu.
8.      P: Bagaimana perilaku anda dalam berpacaran, apakah  masih dalam batas kewajaran sesuai dengan syariat islam?
S: Sebenarny saya ingin sesuai dengan syariat islam, namun karena sering kaliny saya bertemu dan bersama, dan adanya kesempatan sehingga saya kadang  melakukan hubungan terlarang.
9.      P: dimanakah anda melakukah hubungan tersebut?
S: Biasanya sya melakukan hubungan itu di hotel, terkadang pula di kos-kosan.
10.  P: apakah anda tidak takut ketahuan ibu kos maupun masyarakat setempat melakukan hal itu di kos-kosan.
S: Ea takut sih mas...........Tapi ea sepandai-pandainya cari waktu yang pas. Untuk mengantisipasi hal itu agar tidak ketahuan.
11.  P: emmm kemudian, apakah anda tidak takut kalau pasangan anda itu hamil?
S: ea sebenarnya saya takut, tapi di zaman sekarang di era modrn banyak cara mencegahnya dengan memakai pengaman (kondom), ataupun bisa meneluarkan spermanya di luar lak aman to maz.
12.  P: emm.......berarti anda sungguh Ekstrim ea mejalankan hubungan tersebut?
S: hehehe....ea lumayan maz.
13.  P: okeh sya rasa cukup ea maz.......terimakasih atas waktu yang telah anda peluangkan buat kami, kemudian dari kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jikalau ada kata-kata yang kurang berkenan dan pertanyaan kami yang terlalu mendalam ea maz.
S: ea sama-sama mas.
14.  P: Assalamu’alaikum
S: Wa’alaikumsalam Wr. Wb.



BAB V
PENUTUP
Ø  KESIMPULAN
          Dari bentuk tekstualis yang telah di utarakan di atas maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa Prilaku Berpacaran mahasiswa muslim saat berhubungan adakalanya menimbulkan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif seperti yg telah di utarakan diatas. Kemudian prilaku berpacaran dalam pandanagan ketentuan islam yang sesungguhnya mahasiswa muslim berpacaran bukan dengan konsep yang telah di tentukan oleh hukum islam melainkan menyeleweng dari koridor-korider ajaran tersebut. Yang menjadikan aturan hukum islam yang telah di tetapkan telah tidak di fungsikan khususnya bagai kaum muslim itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, 2002: 807
Muhyidin, Muhammad. Pacaran Setengah Halal dan Setengah Haram. Jogyakarta : Diva Press, 2008.
eam Kodifikasi  Abiturien 2007(DIVA ’07) Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Pon-Pes Lirboyo Kediri. Dokumenter Manhaj solusi Umat Jawaban Problemtika Kekinian. Kediri : Purna siswa Aliyah, 2007.






0 komentar:

Posting Komentar