RISET
PRILAKU BERPACARAN MAHASISWA MUSLIM
Di Susun Guna Memenuhi Tugas UTS
Mata Kuliah: Psikologi Sosial
Dosen Pengmpu: Siti Mumun Muniroh, S.PSI
Di Susun Oleh:
Tri Wibowo (2032
111 009)
Ali Mustofa (2032
111 016)
Nurul Mustafida (2032
111 003)
JURUSAN USHULUDDIN
PRODI AKHLAK TASAWUF
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Istilah pacaran memang
sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sudah banyak orang yang mengangkat
topik ini untuk dikaji, dibahas, dan diteliti. Namun topik ini selalu menarik
untuk diangkat karena melekat dalam kehidupan kita sehari-hari terutama bagi
remaja kalanagan mahasiswa. Masalah pacaran merupakan masalah yang kontemporer
dikalangan pemuda saat ini. Sebuah tindakan yang wajar sebagai wujud dari
perasaan suka kepada lawan jenis namun kebanyakan menjadi ajang pelampiasan
nafsu yang berakibat buruk bagi para pelakunya. Sebagai seorang remaja yang
sebentar lagi menginjak usia dewasa tentu sudah pernah merasakan getaran-getaran
cinta. Seuatu perasaan suka kepada lawan jenis yang diekspresikan melalui
berbagai macam cara. Suatu perasaaan yang bergejolak di dalam hati terhadap
seseorang yang menimbulkan rasa ingin memperhatikan dan diperhatikan, rasa
ingin tahu lebih, rasa malu, rasa cemburu, rasa curiga dan sebagainya. semua
rasa bercampur menjadi satu kadang suka, kadang sedih, kadang berani, kadang
takut untuk melakukan sesuatu hal yang berhubungan denganya. Rasa ini yang bisa
mengubah seseorang baik dari segi perspektif, tingkah laku, tutur kata, gaya
berbusana dll bergantung pada dengan siapa dan bagaimana orang disekitarnya
mempengaruhi untuk berlaku apa yang semestinya dia lakukan menurut pandangan
mereka.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (edisi ketiga.2002:807) Pacar adalah kekasih atau teman lawan
jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Pacar
diartikan sebagai orang yang spesial dalam hati selain orangtua, keluarga dan
sahabat kita. Melihat fenomena yang terjadi saat ini, seringkali makna pacaran
disalahgunakan sebagai ajang pelampiasan nafsu, ajang pertunjukan rasa gengsi,
ajang popularitas, ajang meraup keuntungan pribadi dll. Sedangkan esensial dari
pacaran tersebut memudar. Dimana kita saling mengenal satu sama lain, saling mengerti
dan dimengerti, saling cinta dan saling setia.
Dalam Islam sudah
diatur bagaimana cara bergaul dan berhubungan dengan lawan jenis. Maka dari itu
penulis ingin mengetahui apakah Mahasiswa muslim menggunakan aturan tersebut
ataupun tidak. Dengan demikian penulis perlu mengambil tema prilaku pacaran mahasiswa
muslim untuk mengetahui sejauh mana Mahasiswa muslim memaknai istilah pacaran.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini
permasalahan penulis batasi yakni dengan mengambil sampel satu orang laki-laki
sebagai pelaku mahasiswa muslim Berpacaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latarbelakang masalah di atas maka dapat dikembangkan permasalahan pokok yang
diteliti dalam makalah ini yaitu:
- Apa latar belakang mahasiswa muslim berpacaran?
- Sejak kapan dan dari mana Mahasiswa muslim mengenal istilah pacaran?
- Apa definisi pacaran menurut mahasiswa muslim?
- Bagaimana cara anda berpacaran dan apa yang dilakukan mereka saat
pacaran?
- Apa hal positif dan negatif yang mereka rasakan saat berpacaran?
- Bagaimanakah konsep islam dalam mengatur hubungan berpacaran dan agar
tidak terjadi Konflik.
D. Metode Penelitian
Penulis menggunakan
metode kualitatif berupa penelitian survai yaitu dengan menyodorkan daftar
pertanyaan baku (Questionnaire) kepada responden yang disertai dengan
wawancara. Sedangkan tipologi pengamatan yang dipakai menggunakan complete
participant-as-observer yaitu subyek yang diteliti mengetahui ada sebuah
penelitian mengenai dirinya.
E. Tujuan Umum
a) Mengetahui kapan dan dari mana Mahasiswa muslim mengenal istilah pacaran.
b) Mengetahui definisi pacaran menurut mahasiswa.
c) Mengetahui cara mahasiswa muslim berpacaran dan apa yang dilakukan mereka
saat pacaran.
d) Mengetahui latar belakang mahasiswa berpacaran.
e) Mengetahui hal positif dan negatif yang mahasiswa rasakan saat berpacaran.
f) Apa alasan anda bagi seorang mahasiswa muslim mengenai prilaku berpacaran
yang tidak menfungsikan di dalam ajaran islam tersebut?
F. Tujuan bagi penulis
a) Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman penulis tentang penelitian.
b) Untuk mengetahui hal yang di teliti sebagai modal pengalaman.
c) Makalah ini dijadikan tolak ukur kemampuan penulis dalam menyusun makalah
selanjutnya yang memerlukan perbaikan di semua unsur-unsurnya.
G. Tujuan bagi pembaca
a) Semoga dengan disusunya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
seputar pacaran di kalangan mahasiswa khususnya Mahasiswa muslim.
b) Semoga makalah ini dapat dijadikan tolak ukur perilaku mahasiswa dalam
menjalin hubungan dengan lawan jenis.
H. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini
manfaat yang penulis peroleh diantaranya :
·
Sebagai Media
pembelajaran dalam Metodologi Penelitian.
·
Melatih dan membiasakan
menulis, menyusun kata dan menenggunakan istilah yang baik dan benar.
·
Melatih berkomunikasi
dan bersosialisasi lewat media wawancara.
·
Memperluas jaringan
melalui responden yang kita kenal.
·
Memperluas pengetahuan
penulis tentang berbagai hal mengenai pacaran dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
- Definisi Pacaran
Definisi yang dibakukan
di buku KBBI, kamus resmi bahasa. Buku PIA mengungkap: “Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002: 807), pacar adalah kekasih
atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan
cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; [atau] berkasih-kasihan
[dengan sang pacar]. Memacari adalah mengencani; [atau] menjadikan dia
sebagai pacar.” (PIA: 19) “Sementara kencan sendiri menurut kamus
tersebut (lihat halaman 542) adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu
tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.” (PIA: 20). Jika
definisi-definisi baku tersebut kita satukan, maka rumusannya bisa terbaca
dengan sangat jelas sebagai berikut: Pacaran adalah bercintaan atau
berkasih-kasihan (antara lain dengan saling bertemu di suatu tempat pada waktu
yang telah ditetapkan bersama) dengan kekasih atau teman lain-jenis yang tetap
(yang hubungannya berdasarkan cinta-kasih). Singkatnya, pacaran adalah bercintaan
dengan kekasih-tetap.
Dengan demikian,
pacaran yang aktivitasnya “lebih dari” bercintaan, misalnya ditambahi aktivitas
baku-syahwat, itu pun masih dapat disebut ‘pacaran’ Sedangkan, pada dua orang
yang baru saling mengungkapkan cinta telah ada aktivitas bercintaan,
tetapi belum ada hubungan yang ‘tetap’, sehingga belum tergolong pacaran.
2. Tipe & prilaku berpacaran mahasiswa muslim
Tipe pacaran menurut Muhammad Muhyidin dalam bukunya “Pacaran
Setengah Halal Setengah Haram” terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Pacaran yang memperbodoh
Pacaran yang
memperbodoh ini dapat didefinisikan secara ringkas sebagai wujud dari pacaran
yang menjadikan sepasang kekasih terjauhkan dari nilai-nilai moral agama
(moralitas agama). Secara lebih jelasnya, kita menemukan bahwa ternyata ada
tiga maksud dari istilah pacaran yang memperbodoh diri menurut sudut pandang
kita sebagai orang yang beriman, yaitu :
a) Pacaran yang ditandai dengan
perilaku sepasang kekasih yang berkencan berdua-duaan hingga melakukan hal-hal
yang terlarang.
b) Pacaran yang menyebabkan para
pecinta mengalami kerusakan secara psikis.
c) Pacaran yang menyebabkan para
pecinta mengalami kerusakan fisik.
b. Pacaran yang mencerdaskan
Pacaran yang
mencerdaskan adalah apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang
terlibat hubungan asmara dan mereka bisa mencapai kebahagiaan, kenyamanan dan
kedamaian karena menjadikan Allah SWT sebagai poros cinta mereka. Ialah pacaran
yang menjadikan Allah SWT., Sebagai
pusat cinta, menjadikan keridhaan-Nya sebagai tujuan cinta, dan menjadikan
cinta-Nya sebagai acuan untuk mengembangkan cinta di antara mereka.
Dengan cara
demikian, para pecinta dan para kekasih yang dicinta tidak akan pernah
merasakan gejolak jiwa yang justru membuat diri mereka sendiri celaka.
Kerinduan, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan dan sifat-sifat yang cenderung
negatif lainnya sebagai sifat umum, yang dirasakan oleh para pecinta tidak akan
membuat pecinta terluka oleh sebab yang dicinta tidak memenuhi harapannya.
BAB III
PEMBAHASAN PENELITIAN
I.
Latar Belakang Mahasiswa muslim Pacaran
- Ingin
diperhatikan dan memperhatikan
- Senang-senang
- Kebutuhan,
mensuport, lebih kepada naluri
- Kebutuhan
memotivasi diri
- Cari orang yang
tepat
- Mencari
pengalaman untuk jalan menuju ke tahap pernikahan, mengenal
karakteristrik laki-laki yang berbeda
- Tidak ada satupun
yang melatarbelakangi perasaan cinta
- Berpilkirlah ke
depan, serius menjalani hubungan dan belajar dewasa.
II.
Sejak Kapan dan dari Mana Mahasiswa muslim Mengenal Istilah Pacaran
Dari Responden seorang
mahasiswa muslim mengenal istilah pacaran sejak SD/MI selebihnya mengenal
istilah tersebut hingga sekarng, dan sumber pengenalan berpacaran dari teman akrabnya
selebihnya dari televisi dan lingkungan ada pula yang mengaku dari keduanya
teman dan televisi.
III.
Definisi Pacaran Menurut Mahasiswa muslim.
Pacaran di definisikan
oleh responden dngan banyak berbagai makna di antaranya sebagai berikut:
- Suatu jalinan hubungan antara dua
individu (laki-laki & perempuan) yang saling suka dan memiliki
perasaan sama.
- Taaruf, proses pengenalan antar lawan
jenis yang dianggap spesial.
- Rasa kasih sayang dimana masing-masing
pasangan tidak merasa dirugikan tidak ada pengorbanan tapi sebuah
pengertian.
- Hubungan antar lawan jenis yang belum
ada ikatan apa-apa namun masing-masing merasa saling dekat dan nyaman.
- Kegiatan yang mengasyikan.
- Suatu bentuk hubungan antara lawan
jenis untuk saling mengenal dan mendalami karakter masing-masing. Dalam
hubungan tersebut harus ada saling percaya, jujur, memahami, dan
bertanggungjawab.
- Laki-laki dan perempuan yang mengikat
komitmen untuk membina .hubungan khusus berdasar pada cinta, dan hubungan
ini landasan mereka untuk menikah.
- Suatu yang bisa membuat semangat
belajar, tempat curhat dan saling berbagi.
- Masa mengenal pasangan kita namun yang
terjadi sekarang adalah ajang pelampiasan nafsu.
IV.
Hal-hal yang di lakukan mahasiswa muslim Saat Berpacaran
Seiring bertumbuhanya
masa remaja yang kemudin menghinjak akan masa dewasa, ini tak luput dari punya
rasa akan mencoba dan mengetahui lebih mendalam tentang berpacaran. Yang
akhirnya berhubungan bukan dengan konsep yang telah di tentukan oleh hukum
islam melainkan menyeleweng dari koridor-korider ajaran tersebut. Yang
menjadikan aturan hukum islam yang telah di tetapkan telah tidak di fungsikan
khususnya bagai kaum muslim itu sendiri. Diantara hal-hal yang dilakukan oleh
seorang mahasiswa muslim dari hasil riset dan data fakta saat berpacaran
sebagai berikut:
·
Shering, saling
memberikan motivasi, ngbrol bersama dan bercanda, bercumbu tawa sambil makan
bareng menikmati hidangan yang telah tersedia.
·
Jalan-jalan bersama dan
mencari sebuah lokasi untuk ber duan penuh kedamaian yang akhirnya
bermesra-mesraan.
·
Bertatap muka dengan
jarak yang tak jauh bahakan berhimpitan yang mengakibatkan ciuman. dll.
V.
Hal positif dan negatif yang di rasakan saat berpacaran
Positif
|
Negatif
|
·
|
·
|
VI.
Konsep islam dalam mengatur hubungan berpacaran dan agar tidak terjadi
Konflik.
Sedangkan konsep Islam dalam mengatur hubungan antara
sepasang remaja yang sedang jatuh cinta dan benar-benar telah berkeinginan
untuk menikah adalah disunahkan segera menikah apabila sudah berhasrat serta
calon suami mampu membayar mahar dan menafkahi. Prosedur yang dibenarkan bagi
laki-laki yang sungguh-sungguh berkeinginan meminang seorang wanita untuk lebih
mengenal dan mengetahui karakternya adalah sebagai berikut :
Ø Mengirim delegasi untuk menyelidiki
masing-masing pasangannya, dengan syarat delegasi tersebut harus adil,
dapat dipercaya dan satu mahram atau satu jenis dengan calon yang diselidiki.
Ø Berbincang-bincang, duduk bersama namun harus disertai dengan mahramnya.
Ø Sebatas melihat wajah dan telapak
tangan saja (menurut syafi’iyah).
Ø Tidak ada keraguan atau prasangka akan ditolaknya lamarannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
HASIL WAWANCARA
Hari, tanggal
: Sabtu, 23 Maret 2013
Lokasi
: Kos-kosan Kandang Panjang
Nama Subjek
:
Boyco
Identitas
: Mahasiswa
Keterangan :
P (Peneliti) S (Subjek)
1. P:
Asalamualaikum wr wb
S:
Waalaikumsalam Wr. Wb.
2. P:
Selamat siang mas boyco?
S:
Ea.....Selamat siang.
3. P:
Apakah anda berpacaran degan mahasiswa sekampus?S: Iya....Saya
Punya hubungan dengan Mahasiswi sekampus dengan saya.
4. P:
Menurut Anda, apa sih berpacaran itu, Sehingga anda melakuakan hal itu?
S:
Em....Menurut saya berpacaran merupakan sebuah proses pengenalan (ta’aruf)
antara satu sama lain, Untuk menegetahui kepribadian masing-masing.
5. P:
Apa yang melatarbelakangi anda berpacaran, apakah ada tujuan khusus?
S:
ea..... sebagai insan, saya membutuhkan pasangan untuk saling berbagi,
mencurahakan isi hati, mencurahkan rasa cinta, kasih sayang pada pasangan saya.
Dan saya bertujuan agar hubungan ini bisa sampai ke pelaminan sebagai pasangan
hidup untuk selamanya.
6. P:
Apakah perkuliahan anda terganggu dengan berpacaran?
S:
Kadang-kadang terganggu terkadang tidak. Tergangguny’ kalau lagi ada problem
sehingga membuat proses belajar menjadi kurang moed/konsen. kadang justru malah
membuat semangat yang lebih dalam menjalani perkuliahan.
7. P:
Bagaimana anda mengatur waktu antara kuliah dan berpacaran?
S:
antara kuliah dan berpacaran ada waktunya tersendiri, ketika pulang kuliah
sering kali bersama pasangan saya, jadi hal itu tidak prlu direncanakan namun
sudah menjadi sebuah rutinan/kebiasaan dan saya gk perlu membagi waktu.
8. P:
Bagaimana perilaku anda dalam berpacaran, apakah masih dalam batas kewajaran sesuai dengan
syariat islam?
S:
Sebenarny saya ingin sesuai dengan syariat islam, namun karena sering kaliny
saya bertemu dan bersama, dan adanya kesempatan sehingga saya kadang melakukan hubungan terlarang.
9. P:
dimanakah anda melakukah hubungan tersebut?
S: Biasanya sya
melakukan hubungan itu di hotel, terkadang pula di kos-kosan.
10. P:
apakah anda tidak takut ketahuan ibu kos maupun masyarakat setempat melakukan
hal itu di kos-kosan.
S:
Ea takut sih mas...........Tapi ea sepandai-pandainya cari waktu yang pas.
Untuk mengantisipasi hal itu agar tidak ketahuan.
11. P:
emmm kemudian, apakah anda tidak takut kalau pasangan anda itu hamil?
S:
ea sebenarnya saya takut, tapi di zaman sekarang di era modrn banyak cara
mencegahnya dengan memakai pengaman (kondom), ataupun bisa meneluarkan
spermanya di luar lak aman to maz.
12. P:
emm.......berarti anda sungguh Ekstrim ea mejalankan hubungan tersebut?
S: hehehe....ea
lumayan maz.
13. P:
okeh sya rasa cukup ea maz.......terimakasih atas waktu yang telah anda
peluangkan buat kami, kemudian dari kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
jikalau ada kata-kata yang kurang berkenan dan pertanyaan kami yang terlalu mendalam
ea maz.
S: ea sama-sama
mas.
14. P:
Assalamu’alaikum
S:
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
BAB V
PENUTUP
Ø KESIMPULAN
Dari bentuk tekstualis yang telah di utarakan di atas maka dapat di ambil
kesimpulan, bahwa Prilaku Berpacaran mahasiswa muslim saat berhubungan
adakalanya menimbulkan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif seperti yg
telah di utarakan diatas. Kemudian prilaku berpacaran dalam pandanagan
ketentuan islam yang sesungguhnya mahasiswa muslim berpacaran bukan dengan
konsep yang telah di tentukan oleh hukum islam melainkan menyeleweng dari
koridor-korider ajaran tersebut. Yang menjadikan aturan hukum islam yang telah
di tetapkan telah tidak di fungsikan khususnya bagai kaum muslim itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
KBBI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, 2002: 807
Muhyidin,
Muhammad. Pacaran Setengah Halal dan Setengah Haram. Jogyakarta : Diva
Press, 2008.
eam
Kodifikasi Abiturien 2007(DIVA ’07)
Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Pon-Pes Lirboyo Kediri. Dokumenter Manhaj
solusi Umat Jawaban Problemtika Kekinian. Kediri : Purna siswa Aliyah,
2007.